Senin, 11 Maret 2013

Ara dan Gisa


 Disuatu hari gisa sedang jalan sembari menyeret kopernya di teras bandara soekarno hatta. Gisa baru  saja pulang dari Bali. Dan di saat yang bersamaan Ara juga sedang menggendong tas ranselnya dari arah yang berlawanan. Ara menyadari bahwa ada gisa yang sedang berjalan didepannya namun gisa tak menyadarinya. Ara menghentikan langkah gisa.
Ara    : “ Gisa.....” (tersenyum) “masih inget gue ?”
Gisa    : (mengkerutkan dahinya) “sori,siapa ya”
Ara    : “temen SMP” (mengingatkan )
Gisa   : (memperhatikan setiap inci wajah ara) “ya ampunn....ara kan ?’’
Ara    : (tersenyum)
Gisa  : “ya ampun ra,berubah banget lo sekarang”
Ara  : “ya gitulah,,  hemm.... mau balik..?”
Gisa : (tersenyum dan mengangguk)
Ara  : “ya udah bareng aja yuk,, sekalian gua juga mau balik”
      Gisa mengangguk dan merekapun pulang bersama. Sepanjang jalan mereka bertukar nomor handphone.  Semakin lama mereka dekat kembali seperti dulu lagi.
1 bulan kemudian.
Ara : (menggenggam tangan gisa) “gua sayang sama lo gis,lo mau kan jadi pacar gua”
Gisa : “maaf ra gue gak bisa,, kita baru deket sebulan,, gue takut semuanya semu”
Ara : “ gua serius gis.. gua gak bakal tega kalo sampe nyakitin lo gis..”
Gisa : “tapi ra gua bener-bener gak bisa,, gua gak ada perasaan apa-apa ke lo”
Ara : “tapi gis....”
Gisa : “gak ra maaf” (meninggalkan ara)
     Ara berlutut di atas rumput yang basah. Gisa tak sedikitpun menoleh. gisa hanya berjalan terus sembari menangis karena sebenarnya gisa juga menyayangi ara namun gisa masih takut untuk tersakiti lagi setelah kejadian mantannya yang meninggalkannya.
1 minggu kemudian.
    Band gisa terpilih menjadi band pembuka di acara audisi covergirl majalah. Dan setelah manggung disa langsung ditarik oleh kiki (sahabat gisa). Kiki menggenggam tangan gisa hendak ingin mengatakan cinta pada gisa namun gisa melihat ara yang sudah lama memperhatikan gisa dan kiki. Gisa berlari mendekat pada ara namun ara malah berjalan cepat meninggalkan gisa.
Kiki : “ gis, lo mau kemana ?”
Gisa : “ lo gak perlu tau” (teriak gisa) “ara tunggu”
    Suasana diluar mall sedang hujan namun ara terus saja berjalan begitupun gisa.tak peduli dengan hujan yang membasahi tubuh mereka.
Gisa : “ara tunggu” (teriak menghentikan langkah ara)
Ara : (berhenti)
Gisa : “ ra,pliss dengerin gua dulu” (berjalan mendekat pada ara )
Ara : (membalikkan tubuhnya) “apa lagi yang mesti diomongin semuanya udah jelaskan lo gak punya perasaan sedikitpun ke gue...!”
Gisa : “tapi ra gue........”
Ara : “alah udahlah sekarang terserah lo.’’(berjalan meninggalkan gisa)
Gisa : (memegangi kepalanya dan pingsan)
 Seorang ibu-ibu : “mas-mas ini ceweknya pingsan” (berteriak pada ara sembari memangku gisa)
Ara : (dengan sigap menoleh) “gisa.....” (berlari mendekat pada gisa) “gis, bangun gis....” (menggendong gisa menuju taksi)
    Ara membawa gisa kerumah sakit terdekat. Setelah diperiksa ara langsung menanyakan pada dokter.
Ara : “gimana keadaan gisa dok ?’’(panik)
Dokter : “keadaannya sangat buruk dek, gisa sudah lama menderita penyakit kanker darah.’’
Ara : (membelalakan matanya) “kanker darah ?’’
Dokter : (mengangguk) “memangnya adek tidak tau”
Ara : (menggeleng )
Dokter : “penyakitkannya sudah parah, gisa sudah masuk stadium akhir dan sisa hidupnya tidak akan lama lagi.”
Ara : (menghela nafas) “ya sudah dok,saya permisi dulu”

 Ara masuk kedalam  kamar rawat gisa. Ara berjalan perlahan.
Ara : (menggenggam tangan gisa) “gisa bangun,gue sayang sama lo gue gak mau lo pergi” (meneteskan air mata sembari menunduk mencium tangan gisa)
    Perlahan mata gisa terbuka.dan memanggil nama ara.
Gisa : “a....aa...aarraa...”(terbata-bata)
Ara : (mendongak) “gis lo udah sadar?’’
Gisa : “gua dimana ?” (memegangi kepalanya)
Ara : “lo dirumah sakit gis “
Gisa : “ emang gua kenapa sih ra ?”
Ara : “lo semalem pingsan dan lo...”
Gisa : “dan apa ra?”
Ara : “lo kanker darah stadium akhir gis.”
Gisa : (menunduk ) “jadi lo udah tau ra”
Ara : “kenapa lo gak pernah bilang gis?’’
Gisa : “maafin gue ra,sebenernya gua gak mau bilang karena...”
Ara : “karena apa ?”
Gisa : “karena gua sayang sama lo”
Ara : “serius?”
Gisa : (mengangguk)
Ara : (memeluk gisa) “gue juga sayang sama lo gis,, gue janji akan ngebahagiain lo selama sisa hidup lo”
     Gisa hanya tersenyum dipelukan ara.dan semakin lama ara merasa pelukan gisa semakin melemah.gisa meninggal dipelukan ara. Ara beteriak kencang saat menyadarinya.
                                                  
                                                        ~~~selesai~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar