Kamis, 11 Juli 2013

laguku. ...


pertama kali bertemu...
ku slalu ingat dirimu ...
meski hanya dalam
 angan...
 kau slalu terbayang ...

enggan k
u melupakanmu ...
karena ku mencintai mu ...
meski hanya dalam mimpi ..
hiasi tidurku ...

hanya dirimu kasih...
buat ku bahagia ...
meski kau t'lah menjauh ..
ku kan menanti...

dirimu slalu ...
membuatku tabah tuk menjalani semua...
derita...
meski kau telah menjauh dan berlalu namun...
ku kan berdoa...
untukmu... selamanya...


senyum mu selali terbayang...
hiasi indah hariku...
meski terkadang perih ...
menusuk kalbu...


kehilangaann. ..

kehilangan itu sudah tidak asing bagi kita , namun kehilangan untuk sebagian besar orang selalu menyakitkan , tidak cuma karrena kita merasa separuh jiwa dan hidup kita terasa hilang , tapi juga karena semuanya hanya akan kita kenang sendiri tanpa ada orang yang selalu kita sayang dan tidak ingin mereka pergi .

kita selalu ketakutan namun disisi lain kita tidak ingin semua orang tau isi hati kita dan melihat kita menangis , bukan gengsi , hanya saja tidak ingin di kasihani :)

kehilangan bisa menjadikan seorang humoris dan pecicilan menjadi pendiam ,

yahhh .... itulah kehilangann :'')

Jumat, 15 Maret 2013

“Cemburu (Aku tak Lagi Berarti)”


Cemburu bagai ular melilit meracuni tiap jengkal relung jiwa
Mengoyak melecehkan bukan hanya hati
Tapi nurani sebuah harga diri
Dan mestikah
Aku kuat terus dan terus kuat
Sementara jelas dihatimu aku telah kalah telak
Oleh pesona dan harta
Janji biarlah janji
Aku akan terus menggengamnya
Meski panas dan kosong
Kuputuskan untuk terus bertahan sebagai laki-laki
Hidup untuk sebuah janji
Dan jangan tanya keadilan
Karena keadilan adalah milik Tuhan
Kita hanya bermodal saling percaya
Dan ku akui kini semakin sulit
Atas semua yang telah terjadi
Cemburu ku akui cemburu
Bukan oleh apa yang telah kau serahkan
Tapi oleh apa yang kau siratkan
Aku tak berarti lagi di hatimu di hidupmu
Dan itu kau lakukan dengan sadarmu

“Puisi Untuknya”


sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu..
Karena,
aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi,
aku sangat tahu itu..
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya,
dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi..
Kau tahu sayang,
rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini,
aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir,
pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh,
tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari,
bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,
kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan, calon bidadari surgaku..

contoh sastra melayu klasik

Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

secret data


teenlit 2013